Nilai Waktu

“ Demi Masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “ (Al ‘Asr : 1-3)

Dalam kisah ashabul kahfi, 7 orang pemuda yang mengasingkan diri di goa untuk menghindar dari penguasa zalim yang menyembah berhala ditidurkan Allah selama 309 tahun. Ketika dibangunkan oleh Allah, seorang diantara mereka bertanya kepada yang lain : ‘Sudah berapa lamakah kita tidur (di sini)?’ Temannya menjawab : ‘Mungkin seharian atau kurang sedikit dari itu.’ Karena dia merasakan lapar yang sangat. Sementara teman yang satunya menjawab : ‘Aku pikir, tidak lebih dari setengah hari.‘ Percakapan mereka ini diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’an.

Ini lebih merupakan sebuah gambaran, betapa hidup di dunia ini sangatlah singkat. Namun ada berapa banyak orang yang justru terjebak untuk menjadikannya lebih singkat.

Beberapa tergoda untuk meracuni pikirannya dengan persoalan-persoalan tidak penting yang menjadikan langkahnya surut. Pesimis dan berputus asa dengan persoalan hidup yang menderanya. Selalu dirundung kegundahan dan kegelisahan terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah padanya. Padahal boleh jadi itu merupakan ujian dan cobaan baginya. Sungguh, kegelisahan dan kesedihan yang tidak akan mengubah apapun, melainkan penyesalan dan kesia-siaan seiring berlalunya umur. Pada saat yang sama manakala Allah memberikan nikmat kebaikan padanya, dia lalai lagi kikir. Sebagaimana firman Allah SWT :

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (Al Maarij 19-21)

Beberapa lagi merasa cemas terhadap apa yang akan menimpanya esok (masa depannya), sedangkan hari esok belumlah pasti menjadi miliknya. Bagaimana bisa terhadap persoalan yang pasti (telah ditetapkan Allah, seperti : rezeki, hidup mati, dll) membuatnya bersedih sedangkan persoalan apakah hidupnya berakhir di surga atau neraka, dia tidak mempedulikannya? Bahkan anehnya tidak sedikit orang yang sama sekali tidak peduli dengan hari-hari yang dijalaninya. Sehingga ketika mati, dia tidak meninggalkan catatan apapun dalam lembar kehidupannya, melainkan senda gurau dan main-main. Allah SWT telah memperingatkan kita untuk meninggalkan orang-orang type seperti ini.

“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan dien kalian sebagai senda gurau dan main-main. Dan mereka telah terpedaya oleh kehidupan dunia…..” (Al An’am : 70)

Sesungguhnya urusan hidup kita di dunia adalah perkara serius, maka tidak selayaknya kita menyia-nyiakannya barang sedetikpun. Apalagi menghabiskannya dengan bermain-main dengan urusan yang sama sekali tidak meninggalkan apapun untuk kehidupan akhirat nanti. Lebih celaka lagi jika justru waktunya habis untuk bermaksiat kepada Allah. Naudzubillah. Seperti seseorang yang menempuh perjalanan jauh dengan sekarung pasir sebagai bekal yang sama sekali tidak akan bermanfaat ketika ia sampai di tempat tujuan. Bukankah manusia bisa membuat ratusan kebaikan, bahkan hanya dengan satu menit, lantas bagaimana dia bisa melewati 24 jam tanpa kebaikan sama sekali?

Ingat! Dengan satu menit, seseorang bisa menyelesaikan bacaan lebih dari satu ayat Al Quran, sedangkan setiap satu hurufnya mengandung 10 kebaikan. Maka dengan satu menit, dia telah melakukan ratusan kebaikan. Atau membaca ’subhanallah wa bihamdi’ 100 kali dan itu bisa kurang dari 1 menit. Rasulullah saw dalam sebuah hadits menyebutkan,

“Dan barang siapa membaca subhanallah wa bihamdihi 100 kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun seluas samudera.” (tertera dalam shahih Al Bukhari pada hadits no 2604 dan Muslim no 2691)

Atau menyelesaikan bacaan surat Al Ikhlas yang disebutkan sebagai 1/3 dari bacaan Al Quran. Itu artinya dalam satu menit dengan bacaan surat al-ikhlas 3 kali saja seperti mengkhatamkan Al Qur’an satu kali.

Kita juga bisa membaca surat alfatihah baik dengan jelas atau hanya dalam hati sebanyak lebih dari satu kali dalam satu menit. Padahal menurut sebagian ulama, kebaikan yang ada dalam bacaan surat alfatihah itu ada seribu empat ratus kebaikan.

Dalam satu menit kita bisa mengucapkan : Laa ilaaha illallah wahdahulasyarikalah, lahulmulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syaiin qodiir, sebanyak dua puluh kali dan pahalanya sama dengan membebaskan budak di jalan Allah dari keturunan Nabi Ismail. (Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim pada hadits no. 2683 dan Ahmad 2037).

Seseorang yang melakukan dua rakaat shalat ringan dengan hanya membatasi pada yang wajib-wajib saja, seperti membaca Al Fatihah, 3 tasbih dalam ruku dan sujud dan yang lainnya, maka dia akan mampu melakukannya bahkan hanya dalam satu menit. Barangsiapa yang melakukan shalat dhuha dua rakaat setiap hari berarti dia dalam setahun telah melakukan sekitar 700 rakaat. Dalam satu rakaat ada dua sujud, maka artinya dia telah melakukan sebanyak 1400 sujud dalam setahun. Itu dalam shalat dhuha saja. Dalam sebuah hadits disebutkan :

“Sesungguhnya tidaklah sekali-kali kau lakukan satu sujud, kecuali Allah akan angkat dengannya satu derajat dan Dia akan menghapus dosamu.”

Maka lihatlah dalam satu menit ada banyak kebaikan yang bisa kita lakukan. Maka betapa berharganya nilai satu menit itu dalam umur kita. Dalam satu menit kita dapat melakukan banyak dzikir, tilawah, tadabbur, membaca dan menulis. Hanya selama satu menit saja dalam kehidupan kita, kita bisa menambah umur kita, menambah kontribusi, pemahaman, hafalan dan kebaikan-kebaikan kita.

Satu menit akan ditulis dalam lembaran-lembaran kita, jika kita tahu bagaimana menginvestasikannya dan kita mampu menjaga serta memeliharanya. Lihatlah betapa banyak menit-menit, jam, hari, bulan atau bahkan tahun yang lewat menguap begitu saja dari nafas kehidupan kita. Dia lenyap tanpa meninggalkan bekas. Sungguh sangat tidak mungkin orang orang-orang yang menyia-nyiakannya akan selamat dari akibat perbuatannya. Hanya kepada Allahlah kita meminta pertolongan, sesungguhnya Dia-lah satu-satunya tempat meminta pertolongan.

Demikianlah, dalam satu menit, kita dapat mencari keridhaan Allah, dapat menghapus dosa-dosa kita, mendapatkan pahala di sisi-Nya yang menjadi deposito kelak ketika kita kembali ke akhirat. Lalu, bagaimana kita akan menginvestasikan hidup kita ? Kini, bola ada di tangan Anda.


Tidak ada komentar: