Orang yang melakukan tindak riya’, penampilannya bagus, tapi hatinya najis. Dia kelihatan zuhud dalam hal-hal yang diperbolehkan, tetapi amat pemalas berusaha. Dia makan melalui aktivitas keagamaannya, tetapi tidak hati-hati dalam makan, terutama soal makanan yang mendekati haram. Perselingkuhan jiwanya tersembunyi dari kaum publik, tetapi kaum khowash tidak bisa ditipu dari ulahnya. Seluruh zuhud dan taatnya hanya lahiriyahnya belaka, kelihatan dari tampilannya begitu Islami tetapi batinnya roboh.
Celaka anda! Orang taat itu dari kedalaman hati, bukan dari tampilan luar. Semua itu bergantung dengan hati dan rahasia hati serta makna-makna terdalamnya. Anda sesungguhnya telanjang, selama anda tidak menggunaan pakaian dari Allah Ta’ala. Pakaian yang tidak bisa diganti oleh apa pun. Karena itu copotlah tampilan anda, berganti dengan pakaian dari Allah Ta’la.
Copotlah pakaianmu yang melusuhkan jiwamu untuk menegakkan Hak-hak Allah. Copotlah baju tampilanmu yang membuat anda berkenan dengan simpati sesama makhluk (tapi tidak medapat simpati Allah, red). Copotlah baju syahwatmu dari dalam hatimu, baju kebodohanmu, baju kebanggan dirimu, dan baju kemunafikanmu. Copotlah baju kesenangan dapat pujian dari sesama manusia, yang membuat anda diterima atau diberi, karena tampilanmu.
Copotlah baju duniawi dari hatimu, dan pakailah baju akhirat untuk jiwamu. Lepaskanlah diri anda dari merasa mampu dan merasa kuat dan merasa ada mu. Lemparkanlah dirimu ke haribaan Allah ‘Azza wa-Jalla tapa daya, tanpa kekuatan dan tanpa bergantung pada sebab akibat, bahkan tanpa dengan sesama makhluk.
Bila anda bisa berlaku demikian anda melihat datangnya Kelembutan-kelembutan Ilahi padamu. RahmatNya melimpah padamu dan nikmat serta anugerahNya menjadi pakaian tampilanmu.
Larilah menuju kepada Allah Ta’ala. Fokuskan kepadaNya dengan ketelanjangan jiwamu, tanpa kamu dan tanpa selain dirimu. Melangkahlah kepadaNya dengan memisahkan diri dari selain DiriNya. Berjalanlah kepadaNya dengan sikap memisahkan diri sampai menyatu kepadaNya, hingga Dialah yang menguatkan dirimu lahir dan batinmu.
Sampai, seandainya alam semesta tertutup bagimu dan seluruh penderitaan membebanimu, sama sekali tidak membuat dirimu merintih, bahkan Allah tetap menjagamu di dalamnya, sampai dirimu fana’ dari makhluk dan menyatu dalam tauhidNya, fana’ dari dunia dengan berada dalam Zuhud kepadaNya, dan fana’ dari segala hal selain Allah azza wa-Jalla, berada di Tangan Kecintaan, maka anda telah mencapai kesempurnaan kebajikan dan kesuksesan.
Allah memberikan bagian kebajikan dunia dan kebajikan akhirat padamu melalui pematian nafsumu, syahwatmu, syetanmu sebelum kamu sekalian mati. Matilah kamu dalam kematian khusus, sebelum datangnya kematian umum.
Wahai kaum Sufi….Hampirilah dan kemarilah, karena aku mengajakmu kepada Allah Azza wa-Jalla, mengajak menuju pintu dan kepatuhan kepadaNya. Aku tidak mengajakmu menuju diriku.
Orang munafik sama sekali tidak mengajak kepada Allah Azza wa-Jalla, tetapi mengajak untuk kepentingan dirinya. Kaum munafik mencari bagian kepentingan itu, mencari dunia...
Wahai orang bodoh! Tinggalkan kata-kata, duduklah dengan penuh konsentrasi, tanpa nafsu dan hawamu. Anda sangat membutuhkan:
Pertama, berguru pada para syeikh, mematikan nafsumu, watak manusiawimu, dan meninggalkan selain Tuhan Yang Maha Besar lagi Maha Agung, lalu anda menetap di pintu para Syeikh itu.
Kedua, setelah mendapatkan pelajaran ruhani, kalian baru bisa menyendiri bersama Allah Swt.
Jika sudah sempurna kalian akan menjadi obat bagi sesama makhluk, memberikan jalan petunjuk dan diberi hidayah, atas izin Allah ‘Azza wa-Jalla.
Jangan sampai lisanmu penuh dengan kewara’an (kehati-hatian) tetapi hatimu selingkuh. Ucapanmu memuji Allah ‘Azza wa-Jalla sedang hatimu berpaling. Tampilanmu Muslim, tapi batinmu Kafir, lahiriyahmu menyatu kepadaNya, batinmu penuh kemusyrikan.
Zuhudmu hanya tampilan belaka, agamu hanya formalitas belaka, sementara hatimu hancur, seperti air dalam kubangan WC. Jika terus demikian, maka syetan akan terus menghuni rumah jiwamu.
Orang yang beriman akan selalu memulai dari dalam hatinya, baru kemudian aspek lahiriyah formalnya. Seperti orang yang membangun rumah, pertama yang dibangun adalah fondasi di dalamnya, jika sudah tuntas baru membangun pintu-pintunya. Begitu juga kalian memulai bersama Allah dan Ridlo-Nya, baru kemudian kalian hidup bersama makhluk di tengah publik atas izin Allah Ta’ala. Awal mula adalah meraih sukses akhirat, baru kemudian meraih bagian dunia.
Blog ini merupakan media resmi dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Batang
Riya' ---> Tampilan Bagus Tetapi Hati Najis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar